badge_1631
shape
shape
shape
shape
shape

Mengenal Lebih Dekat Sederet Batik Khas Kota Tangerang

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kerajinan batik yang sudah diakui oleh Dunia. Bahkan, 2 Oktober merupakan Hari Batik Nasional, yakni momen bersejarah untuk merayakan pengakuan batik sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada tahun 2009 silam.

Kekayaan dengan motif batik di Indonesia memang hadir dari berbagai daerah, tak terkecuali dari Kota Tangerang. Motif batik khas Kota Tangerang sungguh unik, kental dengan perpaduan budaya Sunda, Betawi dan Cina. Yakni merekam keanekaragaman penduduk yang diabadikan dalam lukisan dekoratif dan artistik.

Dari beragam motif batik yang diciptakan masyarakat Kota Tangerang di 13 kecamatan. Berikut enam motif diantaranya;

1. Motif Lenggang Cisadane
Motif ini bercerita tentang 13 orang yang menarikan Tarian Lenggang Cisadane yang diciptakan seniman Kota Tangerang M Yunus Sanusi pada tahun 2011. Sebuah tarian indah yang memadukan unsur tari Jaipong (Sunda), Jali-jali (Betawi), Jawa, dan Cina. Jumlah penari 13 orang, sesuai dengan jumlah kecamatan yang ada di Kota Tangerang.

2. Motif Perahu Naga
Motif ini bercerita tentang perlombaan perahu naga di Sungai Cisadane. Konon, ini merupakan event tertua sejak tahun 1910 yang dilaksanakan di Kota Tangerang, sebagai salah satu kemeriahan di Festival Peh Cun yang rutin digelar disetiap tahunnya oleh masyarakat Cina Benteng, Kota Tangerang.

3. Motif Jembatan Berendeng
Motif ini bercerita tentang landmark terbaru Kota Tangerang yaitu sebuah jembatan yang menghubungkan wilayah Tangerang Barat dan Tangerang Timur. Namanya Jembatan Berendeng dengan ornamen hias yang cantik, berupa sisik naga.


4. Motif Pintu Air Sepuluh
Motif ini menceritakan tentang pintu air, sebuah bendungan Sungai Cisadane, di Kota Tangerang. Bangunan ini merupakan salah satu landmark Kota Tangerang yang dibangun pada zaman kolonial Belanda pada tahun 1927 dan masih aktif digunakan hingga saat ini sebagai pengatur distribusi aliran Sungai Cisadane.

5. Motif Al-A’zhom
Motif ini menggambarkan salah satu ikon Kota Tangerang yaitu Masjid Raya Al-A’zhom yang memiliki lima kubah tersusun secara unik. Masjid ini dibangun tahun 1997 dengan gaya arsitektur gabungan Yunani, Romawi, dan Banten, terinspirasi dari bangunan Aya Sofya (Hagia Sophia) di Istanbul, Turki.


6. Motif Jam Gede Jasa
Motif ini menceritakan Jam Gede Jasa yang merupakan salah satu ikon Kota Tangerang. Pada batik motif Jam Gede Jasa terdapat pula ornamen yang menggambarkan lima kubah lengkap dengan empat menara Masjid Raya Al-Azhom tampak dari atas.


Selain sederet batik khas Kota Tangerang, di kota seribu industri ini juga dapat ditemukan Kampung Batik. Sebuah pemukiman padat penduduk di Kelurahan Larangan Selatan yang mendeklarasikan diri menjadi Kampung batik Kembang Mayang.

Pembentukan Kampung batik Kembang Mayang berangkat dari inisiatif warga Jalan Mayang RT 02 RW XI Larangan Selatan, Kota Tangerang pada pertengahan tahun 2017. Diawai dengan menyalurkan bakat seni mural bermotif batik di dinding. Tetapi lama kelamaan warga mulai memperluas dengan membuka pelatihan dan produksi kain batik khas Kota Tangerang.

0 Komentar:

Komentar